tetesan nurani

tetesan nurani
Air mata adalah ungkapan hati yang paling jujur'

Senin, 30 November 2009

Cahaya Mata

Di kala tengah malam yang sunyi itu datang. Padatnya kendaraan yang lalu lalang, kini tampak berkurang. Gemerlapnya dunia malam di kota metropolis, merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi sebagian penghuni yang menjajaki dunia malam tersebut. Suara riuh saat tengah malam di jl.Puri Kembangan merupakan hal yang tidak asing lagi didengar.Di tempat itulah, Diva, Randy, dan Rifky beserta sebagian pemuda Jakarta mengadakan balapan liar. Walaupun sering diadakan razia oleh polres setempat tetap saja tidak membuat mereka jera.
Malam hari di Jakarta tampak lebih indah dibandingkan dengan Jakarta pada siang hari yang berdebum dengan debu polusi. Biasanya, malam itu digunakan Randy dan teman-temannya untuk keluar rumah. Tiga orang sahabat itu biasanya pergi ke nightclub, mabuk, dan menggoyangkan badan sesukanya mengikuti alunan musik yang dimainkan oleh DJ di bawah sorotan lampu-lampu diskotik. Bagi mereka saat terindah adalah ketika sedang mabuk, tidak ada yang tidak indah dalam keadaan mabuk. Mereka hanya menggunakan waktu , menikmatinya, dan menghargainya denga cara bersenang-senang, dan terus bersenang-senang. Hidup itu untuk mengekspresikan diri secara bebas tanpa memikirkan akibatnya, yang terpenting untuk mereka adalah bisa melupakan segala permasalahan hidup yang dianggap menyiksa diri mereka.Mereka adalah tiga orang sahabat yahg telah menjaln pesahabatan sejak mereka memakai seragam putih abu-abu.Bercanda, nongkrong, jahil, balapan, ribut bareng menjadi kebiasaan untuk mereka. Meskipun teman-teman mereka rata-rata pemakai, tapi mereka bertiga tidak pernah terlibat dengan obat-obatan terlarang tersebut, mereka hanya minum-minum saja. Kesamaan nasib dan latar belakang yang telah mempertemukan mereka.Menjalin persahabatan dan menetapkan sebuah komitmen untuk saling menjaga, mendukung, dan melindungi satu sama lain. Bagi mereka, persahabatan ialah kesetiaan. Persahabatn tidak ada yang sempurna, tapi kesempurnaan tergantung bagaimana cara persahabatan itu dipertahankan dan dihormati sebagai suatu hubungan persaudaraan yang utuh. Benar ataupun salah yang terpenting ialah menghormati dan menjaga persahabatan diantara mereka.
Basecamp mereka terletak di bilangan Puri,Kwitang. Seusai balapan dan menikmati malam di nightclub mereka kembali ke basecamp. Tidak jarang pesta miras dan obat-obatan mewarnai tempat itu. Sekitar jarak 500 meter dari situ terdapat sebuah masjid yang tidak terlalu besar tetapi cukup untuk dimanfaatkan warga beribadah dan kembali mengingat sang khalik.
Saat adzan subuh menjelang, terdengar alunan-alunan kalam suci yang berasal dari masjid. Kalam Al-Quran mengalun, sementara mereka tengah menggelepar tidak sadarkan diri, botol-botol minuman berserakan di setiap sudut ruangan itu. Kalam suci terdengar, dan para pemuda itu tengah tenggelam dalam minuman jahanam itu, mereka sedang dimabuk kepayang oleh minuman terlarang yang telah merusak sebagian sarafnya tersebut. Sungguh betapa dekatnya jarak antara suara ilahi dengan perbuatan dosa dan maksiat. Sungguh tak ada harganya, tak ada pengarunya, tak ada gunanya kalam-kalam suci itu didendangkan di tempat itu. Sebab apabila ia berpengaruh, ia berguna, dan ia berharga mungkin para pemuda itu tengah tersadar dari mabuknya setelah mendengar adzan subuh berkumandang.
Matahari sudah semakin naik ke atas. Lalu lintas pedat. Debu-debu mengepul di antara deru mesin-mesin mobil. Itulah keadaan yang biasa ditemui di kota metropolis ini. Orang-orang berjalan hilir mudik memulai aktifitas menuju tempat usaha. Hingga matahari berada di atas kepala, panas mentari yang menyengat membakar pori-pori, dan adzan dzuhur yang berkumandang, satu persatu di antara mereka mulai tersadar dari mabuknya. Randy orang yang pertama tersadar. Dengan nyawa yang belum sepenuhnya menyatu Randy terbangun dan menuju kamar mandi, mencuci mukanya, dan kembali duduk di ruang tamu, ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 12.20.
Randy adalah seorang cowok tampan, keren, dan popular. Tapi, dia begitu dingi dan cuek. Sudah berapa banyak cewek yang mencoba mendekatinya namun hanya dianggap angin lalu. Dibalik sikap diamnya, ternyata Randy adalah seorang cowok keras kepala, ia paling tidak suka jika ada orang yang mencampuri apalagi mengatur dirinya.Dibalik sikap keras dan egoisnya, Randy demikian luluh terhadap ibunya, ibu yang telah membesarkannya dengan penuh kasih saying dan kesabaran. Ibu yang tidak pernah marah ketika dirinya pulang dalam keadaan mabuk, melainkan dengan penuh kesabaran menuntunnya ke kamarnya, menyelimuti tubuhnya dan mengecup keningnya dengan penuh rasa sayang.
Bagi Randy, ibu adalah satu-satunya yang dia miliki sekarang semenjak kepergian kakaknya. Masih terlintas jelas peristiwa lima tahun silam dibenaknya, saat dia berumur 15 tahun.Saat keluarganya yang harmonis berubah menjadi seperti neraka baginya. Saat kakaknya ditemukan tewas dengan sayatan di pergelangan tangan kirinya, darah yang bercucuran di atas kasur dan di lantai . Peristiwa itu begitu menggetarkan , Randy tidak menduga kalau patah hati yang dialami kakaknya menjadi maut yang membawa kakaknya melakukan perbuatan keji dan tolol itu. Peristiwa itu membuat ayahnya terpukul, Raehan kakaknya merupakan harapan ayahnya untuk menggantikan posisinya nanti, Semenjak kejadian itu, ayahnya jarang pulang ke rumah,dan sering memarahi ibunya tanpa alasan yang jelas. Tidak jarang ayahnya pulang dalam keadaan mabuk dan memukul ibu. Karena hal itu Randy menjadi sangat membenci ayahnya dan lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah bersama teman-temannya. Sampai akhirnya, ia mengetahui perselingkuhan ayahnya dengan rekan bisnisnya. Sampai sekarang Randy masih menyembunyikan rahasia itu dari ibunya, ia tidak ingin melukai perasaan ibunya. Masa lalulah yang membuat Randy terjerumus ke dalam dunia bebas kota metropolis ini.
©©
Randy kemudian membangunkan sahabat-sahabtnya , dan berpmitan untuk pula ng.
“wooi semua,,,gue balik dulu yaa…”ucap Randy.
“iya,,,hati-hati loe …”jawab Rifky dan Diva dengan mata masih setengah terbuka .
Randy keluar,menyalakan mobilnya dan melaju menuju Rawel Stone rumahnya. Setelah 15 menit kepergian Randy, Diva dan Rifky juga memutuskan kembali ke rumah masing-masing. Setelah mengunci pintu basecamp , mereka melaju motornya dengan kecepatan cukup tinggi. Panasnya matahari yang menyengat membuat Diva dan Rifky semakin cepat melaju motornya untuk segera sampai di rumah.
Randy melaju mobilnya melewati komplek DM yang siang itu cukup sepi. Ketika sampai di pertigaan tiba-tiba moblnya menabrak avanza merah yang diparkir sembarangan di depan sebuah took bunga. Kepala Randy terberntur stir mobil , untungnya dia segera mengerem . Randy keluar dari mobilnya , menghampiri avanza tesebut , mengetuk kaca jendela mobil dengan penuh amarah . Ternyata mobil itu kosong . Kemudian matanya tertuju pada took bunga tersebut . Tidak lama kemudian keluar seorang gadis putih , tinggi , berambut panjang , memakai jeans hitam dengan baju berleher sabrina berwarna ungu , cewek itu berjalan kea rah Randy.
“Gak salah lagi , dia pasti yang punya mobil ini .” ucap Randy geram.
Ketika cewek itu sampai di hadapannya , tanpa basa-basi Randy yang masih sadar menumpahkan kekesalannya.
“Eh…loe punya mata gag sih? Parkir mobil sembarangan kaya gini.”
“Eh…maksud loe apa, marah-marah gag jelas . Emang kenapa kalau gue parkir di sini, suka-suka gue donk.” Jawab cewek itu dengan nada yang gag mau kalah.
“Gara-gara loe , gue hampir nabrak bego . Loe lihat pala gue. Ini gara-gara ulah loe .” Balas Randy sambil memegang kepalanya yang terbentur cukup keras.
“Ooopzzz,,,maaf…Lagian loe ajah bego gag becus nyetir, kalau gag bias nyetir gag usah bawa mobil, udah tau mobil segede ini gag kelihatan juga .” ucap cewek itu gag terima.
“Kok loe nyolot sih ? Dasar cewek gag tau diri , gag tau aturan , gag tau adab , percuma gue ngomong sama cewek kaya loe .”
“Lagian siapa yang mau ngomong sama loe. Minggir loe gue buru-buru .” ucap cewek itu sambil mendorong Randy , dan menjalankan mobilnya tanpa memperdulikan Randy yang amarahnya sedang meluap.
“Eh…dasar cewek bangsat , kasar , lihat ajah gue bakal balas loe nanti .”
Cwek itu sempat mengeluarkan tangannya dan melambaikannya ke arah Randy , kemudian melaju mobilnya , Sementara Randy sedang dilanda kekesalan karena perdebatannya tadi dengan cewek itu.
Sesampainya di rumah , ketika sampai di depan pintu , Randy mendengar suara keributan dari dalam rumahnya . Tidak salah lagi itu suara ayah dan ibunya yang sedang bertengkar . Randy membuka pintu dan segera menuju ke kamarnya tanpa mempedulikan ayah dan ibunya . Randy membanting pintu kamarnya , menguncinya , dan segera menjatuhkan tubuhnya di atas kasur berseprai Ac. Milan . Matanya menatap langit-langit dinding kamarnya . Sebenarnya Randy lelah dan cape hidup dalam kepalsuan ini . Ia mabuk , balapan , itu hanya semata karena ia ingin lepas dari kepalsuan hidup yang menyiksa batinnya . Seandainya , kakaknya masih hidup , dan seandainya hubungan ayah dan ibunya masih baik-baik saja , mungkin dia gak akan seperti ini . Ia benci dan marah pada takdir yang menimpa dirinya . Tapi , apakah sanggup ia mengubah kenyataan ? Ia bepikir dan terus berpikir , sampai akhirnya matanya tak sanggup lagi untuk bertahan . Randy tertidur dalam pertanyaan hidup yang belum bisa ia temukan jawabannya.

BAB II

Diva sedang duduk di atas tumbukan rumput jepang , di tepi danau yang indah dikelilingi pepohonan yang berjajar dan rimbun . Diva menghela nafas , merasakan hembusan angin yang bersemilir mengalahkan sengatan mentari yang masih memancar . Senja yang indah , Diva bangun dari duduknya , memandang matahari yang kemerahan , cahaya mentari yang selalu menjadi saksi kebersamaannya dulu dengan Ivana . Di tempat itulah , Diva biasa mencurahkan semua kepenatannya akan masalah yang menggerogoti pikirannya , melepaskan semua kekesalan dan kekecewaannya terhadap takdir yang dianggapnya tidak adil. Di taman itulah pertama kalinya Diva dan Ivana mengikat tali asmara yang berakhir sebuah kenangan tragis . Peristiwa dua tahun silam itu masih teringat jelas dibenaknya . Di tempat tersebutlah Ivana dan Diva beradu kasih . Menyaksikan matahari senja kembali ke peraduannya adalah hal yang paling mereka sukai . Dan sore itu , 30 Januari 2006 , adalah hari yan g tak terlupakan bagi Diva , dimana hubungan mereka sudah terjalin genap empat tahun , sekaligus menjadi hari terakhir kebersamaannya dengan Ivana . Peristiwa itu terjadi saat Ivana mau ke rumah Diva . Dengan wajah berseri-seri dan membawa kue tar di tangannya Ivana bermaksud akan merayakan hari jadinya dengan Diva . Ivana menyusuru jalan menuju rumah Diva dengan berjalan kaki . Namun , sungguh tak diduga , peristiwa tragis itu terjadi , saat rumah Diva telah di hadapannya , Ivana tidak sabar untuk segera menghampiri dan memeluk Diva sang pujaan hatinya . Gejolak di hatinya memaksanya untuk berlari tanpa memperhatikan ada mobil yang melaju kencang saat itu dari ujung sebelah kanannya . Dalam sekejap , jeritan Ivana terdengar begitu keras , Diva berlari keluar dan segera memeluk kekasihnya yan g sudah tidak bernyawa itu . Hanya isak tangis yang mampu Diva keluarkan saat itu . Namun sekuat apapun tangisan itu , tidak akan bisa membangunkan Ivana dari tidur lelapnya . Tragedi itu , telah merenggut Ivana darinya , meninggalkan Diva dalam kehampaan dan keterpurukan .
Dua tahun telah berlalu ,namun Diva tak bisa melupakan peristiwa itu. Jeritan suara Ivana masih terngiang jelas di telinganya . Bagi Diva , Ivana adalah cinta pertamanya yan g diharapkannya akan menjadi cinta terkhirnya. Diva masih merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Ivana kekasihnya . Sampai sekarang Diva masih menutup pintu hatinya untuk bisa menerima kehadiran seorang wanita , entah sampai kapan diapun tak tahu.
Diva tak sanggup menahan semua ini , ingin rasanya ia berteriak sekencang mungkin agar seluruh dunia tau betapa perih perasaannya.
“Gue benci hidup ini , kenapa loe ambil Ivana dari gue ? kenapa tuhan …kenapa ? Orang bilang loe itu maha adil , tapi kenapa loe gag adil sama gue ? Gue benci loe,,,gue benci…”
Diva tidak sanggup menahan teriakannya , tekanan batin yang dipendamnya bertahun-tahun kini telah meluap . Ingin rasanya dia menumpahkan semuanya ,lepas dari masa lalu yang menyakitkan ini . Memang semenjak kepergian Ivana , Diva sangat marah kepada tuhan , ia menjauh dari tuhan , dan membeontak terhadap ajarannya . Tapi , semakin ia memberontak , bukan kedamaian dan kebahagiaan yang ia dapatkan , justru siksa batin yang ia alami selama ini belum juga hilang . Diva tak kuasa untuk menahan tangisnya, ia menjatuhkan tubuhnya , meluapkan semua perasaan dan kesedihannya . Diva histeris , ia tidak perduli akan apa yang ada di sekelilingnya , yang penting ia bisa melepaskan semua beban di hatinya.
Setelah cukup lama tenggelam dalam tangisnya , Diva mulai kembali normal , ia berhasil mereda emosinya dan keadaannya jauh lebih tenang sekarang . Diva memandang sekelilingnya , hari telah gelap , selimut malam telah menyelimuti hari dan menghantarkan sang mentari kembali ke tempat peraduan .
Dilihatnya angkasa langit dan rona senja yang kemerahan , ingin rasanya ia mengukir sebuah rencana dibenaknya , mencari kekuatan dan jalan keluar yang akan melegakannya . Keadaan sudah benar-benar gelap , taburan bintang dan seruak rembulan membagi cahayanya . Sepi mencekam , senyap menelan , tak biasanya Diva menjumpai malam seperti ini .
Diva berjanji dalam hatinya , malam ini adalah malam terakhir kalinya ia menangis untuk Ivana . Ia tidak akan melupakan Ivana , tetapi ia akan melupakan perasaannya terhadap Ivana , mencoba melakukannya sekalipun itu berat untuknya . Mulai detik ini , Diva akan belajar untuk melupakan masa lalu nya , melupakan asal-usul serta latar belakangnya , dan melupakan semua kenangannya , tanpa beban , tuntutan , ataupun harapan . Ingin rasanya dia berteriak : “Gue mencintainya , tapi takdirlah yang gak ngijinin gue mencintainya . Gak akan lama lagi , gue akan kembali normal , ceria , tertawa , dan menoleh sepeti biasa , gue janji.”
Entah apa yang terjadi pada Diva , sepertinya ia begitu yakin bahwa hidupnya akan kembali normal , tidak seperti yang dulu ataupun sekarang , tapi hidupnya yang baru yang akan ia jalani .
Tiba-tiba telepon genggamnya berdering , membangunkan Diva dari lamunannya , diambilnya telepom genggamnya dari saku celananya tersebut , kemudian diangkatnya telepon dari Rifky sahabatnya .
“Loe dimana , Div ? Tanya Rifky .
“Di taman , emang kenapa , Rif ? “
“Loe cepet ke rumah gue ya , gue sama anak-anak udah pada ngumpul . “
“Iya , gue ke rumah loe sekarang . “
“Iya udah cepet ya . “ucap Rifky sambil menutup teleponnya .
Diva pun meninggalkan tempat itu , meninggalkan semua kebisuan yang ada di dalamnya . Diva melaju ninjaRR nya dengan kecepatan cukup tinggi .
Dalam selang waktu lima belas menit , Diva telah sampai di rumah Rifky , dan lekas bergabung bersama sahabatnya .
Ketika Diva dating , mereka sedang membahas persiapan balapan nanti malam , kebetulan Arvan salah satu anggota ganknya ulang tahun malam ini , dan akan diadakan pesta di rumahnya di bilangan Kemang , Jakarta Selatan .
Diva ijin keluar sebentar untuk mengambil pesanan Randy yang tertinggal di bagasi motornya , ketika sampai di halaman rumah Rifky . Tiba-tiba Diva terhenti , kedua kakinya gemetar seakan tidak sanggup lagi untuk berdiri . Pandangannya tertuju pada satu titik . Diva sungguh terpesona atas apa yang ada di hadapannya . Seorang cewek berbaju ungu , berjilbab putih lewat di hadapannya . Wanita cantik nan anggun itu telah menyita perhatiannya dan seolah mampu menghentikan aliran darah dalam tubuhnya , tetapi Diva hanya diam , dan memperhatikan gadis itu . Diva tidak ingin melewati saat-saat indah yang tiba-tiba hadir di hadapannya . Gadis itu tersenyum kepada Diva , senyumannya sungguh begitu memikat dan menawan , siapakah gadis manis itu kiranya ? ucapnya dalam hati . Diva merasa ada getar-getar yang dirasa menjalar di sekujur tubuhnya . Diva tidak dapat menjelaskan fenomena apa yang terjadi pada dirinya sekarang . Diva merasakan dirinya seperti hidup kembali setelah sekian lama terasa mati sejak kepergian Ivana . Diva merasakan kembali menemukan senyum yang telah lama dirindukannya , senyum manis Ivana seolah ada di bibir mungil gadis itu . Aura spiritual demikian memancar dalam diri gadis itu , dan terasa sangat menggetarkan . Dalam waktu beberapa detik , gadis itu telah dapat mengalihkan perhatian Diva untuk tertuju pada dirinya . Sungguh ini hal yang baru kembali dialami oleh Diva setelah bertahun-tahun kepergian Ivana .
Tiba-tiba Rifky dating mengagetkan Diva yang saat itu masih memperhatikan gadis itu menuju masjid .
“Wooi…lama banget lu ? “ ucap Rifky .
“Apa-apaan sih lu ? gag lucu tau . “ Diva kaget dengan kedatangan Rifky yang tiba-tiba .
“Iya maaf deh , lagian lu ngeliatin apaan sih sampe gag nyadar kalau gue ada di sini ? “ Tanya Rifky penasaran .
“Bukan apa-apa kok . “
“Alah bohong lu, pasti cewek yang tadi lewat kan ? “
“Kok lu tau sih ? “
“Taulah , kenapa lu suka ya ? “
“Gak kok . “
“Ngaku ajah deh lu . Namanya Zheira , lengkapnya Zheira Adyarizky . Dia itu memang cewek yang sempurna . Dia berasal dari keluarga bak-baik dan dihormati komplek ini . Zheira emang beda dengan kebanyakkan cewek cantik umumnya di kota ini . Ia sangat menghormati dan menghargai kemuliaan dirinya sebagai seorang muslimah . “ Rifky menceritakan sedikit tentang sosok gadis manis itu .
“Terus , Rif ? “ Diva masih penasaran dan ingin sekali mengetahui lebih banyak lagi tentang Zheira .
“Terus…terus . Iya lu jangan mimpi deh , lu nyadar donk siapa kita , gak mungkin Zheira mau sama lu . “ Rifky mulai mengejek Diva .
“Rese lu , Rif . “
“Udah ah , masuk yuk ! “ ajak Rifky .
“Nanti dulu . “Diva masih memperhatikan masjid di seberang rumah Rifky .
“Udah , ayuk ? “ Rifky menarik Diva masuk ke dalam untuk berkumpul sama yang lainnya .
“Iya…iya , gue masuk . “
Diva dan Rifky masuk ke dalam bergabung bersama teman-temannya . Malam semakin larut , waktu telah menunjukkan pukul 00.20 . Awan gelap menyelimuti malam , dengan ditemani cahaya rembulan yang bersinar terang . Satu persatu dari mereka meninggalkan rumah Rifky dan kembali ke rumah masing-masing . Diva berpamitan sma Randy dan Rifky , kemudian melaju motornya menembus kegelapan malam . Tidak lama kemudian Randy menyusul . Tinggallah Rifky sendirian , setelah mengunci pintu , Rifky masuk ke kamarnya , membaringkan tubuhnya di atas kasur bergambar one piece dan Rifky terlelap dalam tidurnya .
BAB III

Jam beker berdering kencang membangunkan sang pemilik kamar yang sedang terlelap dalam tidurnya. Dengan mata setengah terbuka , Rifky mematikan jam bekernya dan menuju kamar mandi untuk bersiap menuju kampus .
Waktu telah menunjukan pukul 08.00 , sementara Rifky ada jadwal kuliah jam 09.00 . Dengan terburu-buru , Rifky menstarter mobilnya dan melaju menuju kampus .
Melewati Mampang , seperti biasa kemacetan mewarnai jalan tersebut , Rifky terjebak di tengah kemacetan dan itu satu-satunya jalan menuju kampusnya .
“ Sial , pakae macet lagi , gak tau orang lagi buru-buru apa . “ Gerutu Rifky .
Keringat bercampur kesal mewarnai paginya hari ini , setelah satu jam terjebak di tengah kemacetan . Akhirnya , Rifky sampai juga di kampus . Dengan terengah-engah , Rifky berlari menelusuri lorong kampus , menaiki anak tangga menuju ruang auditorium . Sesampainya di depan ruangan , Rifky menghela nafas , dan memberanikan diri membuka pintu . Ia sudah terlambat setengah jam , padahal sekarang adalah mata pelajarannya pak Riyadi si guru killer . Rifky membuka pintu , dan semua yang ada di ruangan itu memandang ke arahnya . Rifky menghampiri pak Riyadi .
“ Maaf pak saya telat . “
“ Iya saya tau . “ Jawab pak Riyadi .
“ Saya masih boleh ikut pelajaran kan pak ? “
“ Boleh, tapi minggu depan .”
“ Maksud bapak ? “
“ Iya kamu boleh ikut jam pelajaran selanjutnya , itu juga kalo kamu tidak terlambat lagi . “ Jawab pak Riyadi dengan nada ketus .
“ Jadi , maksud bapak , saya harus keluar ? “
“ Iya , silahkan . “ Pak Riyadi mempersilahkan Rifky untuk segera meninggalkan kelas .
Dengan segumpal kekesalan di benaknya , Rifky meninggalkan ruang auditorium . Ia berjalan menyusuri koridor kampus sambil menggerutu .
“ Sial , dasar dosen nyebelin , lihat aja gue balas nanti . Gak tau apa udah buru-buru ke kampus , kena macet , malah di suruh keluar lagi . Dasar botak rese , gak tau diri . “
Rifky kemudian bertemu dengan sahabatnya Diva dan Randy yang sedang duduk di taman kampus .
“ Kenapa loe , Rif ? “ Tanya Randy .
“ Tau , kusut banget muka loe .” Tambah Diva .
“ Rese tu dosen botak , udah tau gue cape-cape datang , eh malah disuruh keluar . “
“ Yaelah bukannya udah biasa , Rif ? “ Ejek Randy sambil tertawa kecil .
“ Ah rese lu , “ Jawab Rifky .
“ Udah-udah , dari pada lu bete , mendingan kita cabut yuk ? “ Ajak Diva .
“ Ide bagus tu , Emang lu gak ada jam ? “ Tanya Rifky .
“ Gak ada , udah selesai tadi . “ Jawab Diva .
“ Kalau lu , Ran ? “ Tanya Diva .
“ Ada , tapi nanti jam 13.00 , tapi gue malas masuk pelajarannya ibu Anggi , ngomong melulu kaya wartawan , bosen gue . “ Jawab Randy .
“ Iya udah , tapi mau kemana ? “ Tanya Diva .
Mereka berpikir sejenak .
“ Kita ke Curug ajah gimana ? “ Usul Randy .
“ Boleh juga , udah lama kita gak ke sana . “ Jawab Rifky .
“ Iya nih , gue juga butuh udara segar , sumpek di Jakarta . “ Tambah Diva .
“ Iya udah kita berangkat sekarang ajah , besokkan kita libur . “ Kata Randy.
“ Terus kita naik apaan nih ? “ Tanya Rifky .
“ Iya uadh pake mobil gue ajah . “ Tambah Randy .
“ Oke deh kalau gitu cabut…” Jawab Diva dan Rifky serempak .
Merekapun meninggalkan kampus menuju Curug Karang Gentis di daerah Karawang . Setelah menempuh perjalanan selama dua jam , merekapun sampai di tempat tujuan .
Panorama di tempat itu sungguh indah dan menyejukkan . Udara yang masih asli dan menenangkan , serta pepohonan yang masih hijau dan rimbun . Randy dan kawan-kawan berdiri di atas Curug sambil memandang panorama di bawah . Diva merentangkan kedua tanganya sambil menghiru udara yang masih asli dan menyejukkan , tidak halnya seperti di Jakarta , udara yang telah bercampur dengan debu dan polusi . Tiba-tiba rintik hujan turun dan semakin deras . Merekia bertiga berlari mencari tempat untuk berteduh . Akhirnya , mereka bisa berteduh di sebuah warung makan . Dan alangkah kagetnya ketika Diva malihat sosok wanita yang berdiri di pojok warung tersebut .
“ Zheira ? “ ucap Diva mengagetkan kedua sahabatnya .
“ Zheira ? Siapa Zheira Div ? “ Tanya Randy .
“ Gak salah lagi . Itu pasti Zheira . “ Tambah Diva .
“ Apanya yang gak salah ? “ Ucap Randy dan Rifky secara bersamaan .
“ Cewek yang waktu itu gue lihat di depan masjid sebekah rumah lu , Rif . “ Jawab Diva sambil terus mempehatikan cewek itu .
“ Iya …iya…iya..Gue lihat Div , ngapain dia di sini ? Tanya Rifky dengan heran .
“ Mana gue tau Rif . Tapi yang pasti sejak pertama kali ketemu dia gue gak bisa lupa sama dia . Kok bisa kebetulan banget ketemu di sini ya ? “
“ Jodoh kali . “ Jawb Rifky mengejek .
“ Loe tue pada ngomong apaan sih ? Gak ngerti gue . “ Tanya Randy penasaran .
“ Ini temen lu lagi kasmaran . “ Jawab Rifky sambil menunjuk ke arah Diva .
“ Oh gue piker apaan . Cewek tue cuma buat pusing , masih percaya lu sama cinta ? Cinta tu cuma bikin sakit dan sengsara d0oank . “ Jawab Randy sinis .
“ Kok loe gitu sih ? “ Jawab Diva tidak terima dengan perkataan Randy .
“ Emang bener kan cinta tu cuma bikin sengsara doank , loe tersiksa selama bertahun-tahun juga karena cinta kan ? “
“ Ran loe kenapa sih ? Loe jangan samain gue sama diri loe , kalau loe masih tersiksa karena kematian kakak loe , bukan berarti gue juga iya . Dulu emang gue mara dan benci sama takdir , tapi sekarang gue sadar kalau semuanya itu sia-sia . “
“ Oh…jadi loe udah bias ngelupain Ivana karena cewek itu ? “ Ucap Randy sambil menunjuk ke arah Zheira .
“ Udah deh , gue malas ngomong sama lu . “ Diva tidak dapat menjawab pertanyaan Randy .
Diva mengalihkan pembicaraan dan berlalu meninggalkan tempat itu . Diva berjalan mengikuti langkah kakinya di bawah awan biru yang masih menitikkan titik-titik air .
Diva menghentikan langkahnya di bawah sebuah pohon gerundi , ia tak tahu apa hal yang membuatnya begitu marah , ia marah bukan sama Randy , tapi ia tak mengerti dengan gejolak perasaan yang ia alami saat melihat Zheira yang sama sekali belum dikenalnya . Ia seperti merasakan cinta Ivana hidup kembali di hatinya ,padahal dia tahu dan sadar kalau Ivana telah lama pergi dan tidak akan pernah kembali . Ia merasakan otaknya kosong . Otaknya terasa dipenuhi gumpalan-gumpalan hitam yang pekat dengan segumpal pertanyaan yang masih terbayang di benaknya . Selama beberapa menit , Diva terhanyut dalam lamunannya . Hingga akhirnya ia tersadar ketika dua sahabatnya menghampiri dirinya .
“ Maafin gue , gue gak bermaksud bikin loe kaya gini, Div . “ Ucap Randy .
“ Iya , Div, loe jangan kaya gini donk, kita Cuma gak mau leo sampe sakit hati lagi gara-gara cinta . Kita itu perduli sama loe , Div . “ Tambah Rifky .
“ Gak ada yang perlu dimaafin kali . “ Jawab Diva masih dalam keadaan tertunduk .
“ Maksud loe ? “ Tanya Rifky tak mengerti .
“ Loe semua gak salah , loe bener Ran . “
“ Gue…? “ Randy semakin tidak mengerti dengan Diva .
“ Iya…gue emang bego . Selama ini gue menangisi dan mengharapkan sesuatu yang gak akan pernah bias gue miliki . Gue Cuma manusia biasa yang gak mungkin bias memutar waktu dan mengubah kenyataan dan takdir . Selama ini gue menyalahkan takdir yang udah ngebuat gue kaya gini . Dan sekarang gue ngulangin kesalahan itu lagi . Gue suka sama cewek yang sam sekali gak gue kenal dan belum tentu saying sama gue . Apa gue bakal nyalahin takdir yang udah pertemuin gue sama dia . Apa gue gak boleh jatuh cinta dan ngerasain bahagia ? Sedangkan yang lain bisa hidup bahagia dengan orang yang mereka sayangi . Ini semua gak adil… kenapa tuhan gak adil sama kita , kenapa ? “ Diva tak kuasa untuk menahan beban di benaknya . Ia menumpahkan semuanya di hadapan kedua sahabatnya , Diva mulai histeris , dan tak kuasa menahan air mata yang menetes di pipinya . Randy dan Rifky terhanyut dalam suasana , mereka bisa merasakan apa yang dirasakan Diva sekarang . Karena mereka juga merasakan hal yang sama , sakitnya ditinggalkan oleh orang yang disayangi .
Randy dan Rifky menarik Diva , mengajaknya untuk berdiri dan meninggalkan tempat itu .
“ Div , sekarang loe tahu kan maksud omongan gue tadi ? “ Tanya Randy .
“ Iya gue tahu . “
“ Gue Cuma gak mau kalau salah satu diantara kita jadi korban percintaan lagi .”
“ Udahlah gak usah dibahas , lagian kita kesini kan buat cari ketenangan , iya kan ? “ Ucap Rifky .
“ Bener juga sih , kita hidup untuk senang-senang . “ Ucap Diva .
“ Untuk senang-senang . “ Jawab Rifky dan Randy secara bersamaan .
Mereka bertiga saling merangkul dan berlalu dari tempat itu untuk melanjutkan perjalanan menikmati panorama Curug .
Hari sudah semakin petang , matahari yang kemerahan menyinari bumi , dan mulai berjalan kembali ke peraduannya . Awan biru berganti menjadi awan gelap , dan burung –burung kembali ke sarangnya .
Waktu telah menunjukkan pukul 18.25 . Randy , Diva , dan Rifky sedang dalam perjalanan kembali ke Jakarta . Rencananya , mereka akan menginap di rumah Rifky malam itu . Pukul 20.30 , mobil mereka telah memasuki kawasan Puri , dan setengah jam kemudian mereka teklah sampai di rumah Rifky di kawasan Kemang .
Karena belum terlalu malam , mereka sepakat untuk pergi ke nightclub di bilangan Menteng .
Sekitar pukul 22.15 , mereka sampai di Reebee Club . Mereka langsung memesan minuman seperti biasa . Randy yang memesan ke bartender , sementara Rifky dan Diva menunggu di bangku pojok sebelah kanan bartender . Dan tiba-tiba.
“ Loe …? “ Ucap Randy dengan wajah terkejut dan tak percaya .
“ Loe lagi ? Ngapaen loe disini ? “ Jawab cewek itu gak kalah kaget .
“ Iya loe ngapaen ? “
“ Gue …emmm…suka-suka gue donk mau ngapaen ajah bukan urusan loe . “
“ Iya udah bukan urusan loe jug ague mau ngapaen . “
Mereka terdiam beberapa saat , dan sejurus kemudian …
“ Eh...Loe kan ? “ Ucap mereka secara bersamaan .
Mereka saling bertatapan satu sama lain , lalu…
“ Loe kan yang nabrak mobil gue , terus loe ngatain gue yang nggak –nggak . Pokoknya gue gak terima , loe harus minta maaf sama gue sekarang . “ Ucap cewek itu .
“Enak ajah , salah sendiri loe parkir sembarangan , ogah gila gue minta maaf sama loe . “ Jawab Randy mulai emosi .
“ Tapi kan loenya ajah yang bego . “
“ Eh loe jangan sembarangan ngatain gue ya cewek tengil . “
“ Apa loe bilang ? “
“ Iya loe cewek tengil , kenapa gak suka ? “
“ Dasar nyebelin . “ Cewek itu menampar Randy dengan penuh emosi .
“ Elo …” Randy mau membalas tamparan cewek itu tapi dihentikan oleh Diva dan Rifky yang keburu datang .
“ Loe apa-apaan sih , Ran ? Gak malu apa ribut di tempat kaya gini , sama cewek lagi ? “ Ucap Diva dengan sedikit kesal terhadap Randy .
“ Cewek ini nyebelin , Div . “ Jawab Randy .
“ Eh … enak ajah , loe yang nyebelin . “ Ucap cewek itu gak mau kalah .
“ Chiara . “ Teriak seorang cewek dan kemudian menghampiri mereka . “ Ada apa , Ra ? “ Ucap teman cewek itu .
“ Gak kok , Cuma ada masalah kecil sama cowok nyebelin ini . “ jawab Chiara kemudian pergi meninggalkan Randy yang jiwanya dikuasai emosi .
“ Eh… cewek tengil . Randy ingin mengejar Chiara , tapi dihentikan oleh kedua sahabatnya .
“ Udahlah Ran , jangan kaya anak kecil deh . “ Ucap Rifky .
“ Tapi dia nyebelin . Dia yang bikin mobil gue nabarak waktu itu . “
“ Udahlah Ran , kita pulang sekarang . “ Diva menarik Randy keluar .
“ Apa-apan sih lu , gue bias jalan sendiri . “
Selama perjalanan pulang Randy menggerutu . Diva dan Rifky yang mendengarkan temannya menyeloteh tidak karuan hanya tersenyum . Mereka merasa aneh , tidak biasanya Randy seperti itu .
Setengah jam kemudian mereka sampai di rumah Rifky . Waktu telah menunjukkan pukul 00.45 , setelah masuk ke kamar , mereka kemudian terlelap dalam tidur .

BAB IV
Matahari masih malu-malu muncul , sejuknya udara pagi terasa sangat menyegarkan . Waktu menunjukkan pukul 06.10 . Diva sudah terbangun sejak setengah jam yang lalu . Ia berdiri di depan halaman rumah Rifky , menghirup udara pgi sepuas-puasnya . Di hadapannya ada bunga yang beraneka ragam , berwarna-warni , yang bermekaran dengan indahnya .
Diva sedang berlari pagi keliling komplek . Ketika mau belok di ujung pertigaan jalan komplek , tiba-tiba ada mobil yang melaju kencang di depannya . Diva terjatuh . Tapi mobil cepat mengerem . Diva hanya terserempet saja . Pemilik mobil keluar menghampiri Diva .
“ Maaf , saya tidak sengaja , tadi saya sedang buru-buru . “ U cap cewek itu dengan lembut .
Diva masih terdiam , ia terpana dengan apa yang ada di hadapannya .
“ Kak…kakak gak kenapa-kenapa kan ? “ Ucap cewek itu khawatir dengan Diva yang masih terdiam .
“ Haaa…gak apa-apa kok . “ Jawab Diva .
“ Kakak beneran gak apa-apa kan , biar Zheira antar ke rumah sakit ya ? “
“ Gak apa-apa kok , makasih . Nama kamu Zheira ya ? “ Tanya Diva basa-basi .
“ Iya kak . Kalau kakak siapa ? “
“ Saya Diva . “ Diva mengulurkan tangannya , dan Zheira membalasnya .
“ Maaf kak , Zheira harus pergi , sudah terlambat soalnya . “
“ Oh… iya . Kamu mau ke sekolah ya ? Ini kan hari minggu , kok gak libur sih ? “
“ Mau ekskul kak . Sekali lagi maaf ya kak . “
“ Iya gak apa-apa . Rumah kamu di dekat masjid kan ? “
“ Kok kakak tau sih ? “
“ Waktu itu ngelihat kamu . “
“ Oh … Ya udah ya kak, Zheira pergi dulu . Assalamualikum . “ Zheira menyalakan mobilnya dan berlalu meninggalkan Diva .
“ Walaikumsalam . “ Jawab Diva sambil terus memandangi Zheira menghilang dari pandangannya .
“ Sungguh lembut cewek itu . “ Ucap Diva lalu pergi kembali ke rumah Rifky .
Sepanjang jalan pulang , Diva tersenyum sendiri , entah apa yang terjadi padanya , ia begitu bahagia bias bertutur sapa dengan Zheira .
Diva pun sampai di teras rumah Rifky , ternyata Rifky dan randy sudah bangun dan sedang duduk di teras rumah . Rifky sedang membaca Koran dan randy sedang asyik mendengarkan lagu dari i-pod nya saat Diva datang .
“ Loe kenapa , Div ? “ Tanya rifky heran melihat Diva senyum-senyum sendirian .
“ Gak apa-apa . “ Jawab Diva dan duduk di bangku samping Randy .
“ Aneh loe . “ Ucap Rifky dan melanjutkan membaca korannya .
“ Tau gak ? “
“Tau apa sih ? “ Jawab Rifky dengan mata tetap tertuju pada korannya .
“ Loe dengerin donk . “
“ Iya , gue dengerin , udah ngomong ajah . “
“ Tadi pagi kan gue lari pagi terus gue hamper ketabrak mobil di pertigaan situ . “ Belum selesai bercerita , Rifky kaget dan memotong pembicaraan .
“ Apa …? Kok bisa ? Terus loe gak apa-apa kan ? Tapi , ketabrak kok loe malah senang sih ? Aneh banget . “ Rifky kaget dan bingung .
“ Makanya loe dengerin gue dulu . “
“ Iya deh , terus ? “
“ Tadinya gue mau marah , tapi ternyata yang nabrak gue itu Zheira , Rif . Ternyata dia orangnya sopan , ramah , dan baik banget . Gak tau kenapa , kalau ngelihat dia , gue kok jadi gugup gitu . Terus kita ngobrol-ngobrol gitu tadi . “
“ Huh…gue kirain apaan . “
“ Ah lu Rif, gak tau nih , gue ajah gak ngerti sama diri gue , yang pasti semenjak gue ketemu dan kenal sama dia , gue ngerasa ada yang berubah , gue ngerasa nemuin diri gue yang dulu lagi . Menurut lu gue salah gak sih , Rif ? “
“ Salah ? Cinta itu gak pernah salah kali,Div. Cinta itu anugerah , gak ada yang bisa disalahin dalam urusan cinta , semuanya itu mengalir sesuai takdir , kalau loe suka sama Zheira , bukan salah loe kok , itu kan gejolak hati loe yang loe sendiri gak bisa atur sesuai kemauan loe . “ Ucap Rifky .
“ Terus gimana donk ? “
“ Gimana apanya ? “
“ Iya , gue harus gimana donk ? Jujur gue bingung sama diri gue . “
“ Iya , loe harus perjuangin cinta loe , ingat kebahagiaan loe ada di tangan loe sendiri , udah waktunya loe bangkit dan ngelupain masa lalu loe Div , mungkin lewat Zheira loe bisa nemuin kebahagiaan loe . “
“ Loe bener Rif , udah seharusnya gue bisa terima kenyataan kalau Ivana udah bener-bener gak ada , dan gue harus temuin kebahagiaan yang selama ini hilang dari hidup gue . “
“ Gue Cuma bisa dukung loe Div . “
“ Thanks iya bro …Loe emang sahabat gue . “
“ Ah…gaya loe . “
Rifky dan Diva tengah asyik berbincang-bincang sementara Randy tetap asyik dengan i-podnya .
“ Oh…iya Rif , gimana kabar bokap loe ? “ Tanya Diva .
“ Gak tau Div , sibuk sama kerjaannya kali . “ Jawab Rifky sedikit ketus .
“ Emang dia gak kasih kabar sama loe ? “
“ Sejak kapan dia perduli sama gue , yang dia pikirin itu Cuma uang , mana pernah dia perduli sama perasaan gue . Udah gue males ngomongin dia . “ Jawab Rifky kesal dan masuk ke kamarya .
“ Maaf , Rif …gue gak bermaksud buat bikin loe sedih . “ Diva mengejar Rifky sampai ke kamarnya .
“ Udah Div , gue masih ngantuk mau tidur . “ Jawab Rifky ketus lantas mengunci pintu kamarnya .
Sebenarnya Rifky tidak tidur , ia berbaring di atas kasur memandang langit-langit dinding kamarnya , pikirannya kosong , ia tak tau apa yang harus ia perbuat , ia bisa tersenyum ,tertawa , bercanda dan bersikap biasa saja di depan semua orang , tapi di balik semua itu hatinya menangis . Tekanan batin yang ia rasakan selama bertahun-tahun , hidup sendiri tanpa merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya , hingga akhirnya ia bertemu dengan Diva dan Randy . Kebersamaan dan persahabatan memang bisa membuatnya tidak merasa sendiri lagi . Tapi , tak bisa dipungkiri bahwa dirinya sangat merindukan kasih sayang dari orang tuanya .
Kembali terlintas masa lalu yang indah di benaknya , saat ia masih berumur 9 tahun , kehidupan keluarga nya begitu harmonis dan bahagia . Mempunyai ibu yang sangat perhatian dan penyayang merupakan anugerah terindah untuk Rifky . Menjadi anak tunggal dari pengusaha ternama di seantero negeri menjadikan hidupnya lebih sempurna . Semua kebutuhan dan keinginan nya selalu terpenuhi .
Tapi . bukanlah hidup jika semua berjalan lancar tanpa cobaan dan rintangan . Suatu
Kali hidup melambungkan mu setinggi mungkin ke langit , kali lainnya hidup menghempaskanmu sekeras mungkin ke bumi . Di saat itulah kita merasa bahwa hidup sungguh tidak adil . Begitu juga yang terjadi dengan Rifky . Di saat kebahagiaan mengisi hidupnya , keterpurukan lah yang menggantikan kebahagiaan tersebut . Ketika ibunda tersayang divonis kanker hati stadium akhir dan hanya mampu bertahan selama dua bulan . Semenjak kepergian ibundanya , Rifky terpuruk tak percaya dengan kenyataan yang terjadi . Selama dua bulan , Rifky mengurung diri di kamar , menutup dirinya dari dunia luar , ia dilanda kesedihan dan rasa kehilangan yang begitu dalam . Rifky menjauh dari teman-temannya di sekolah , ia lebih suka menyendiri semenjak kepergian ibunya . Ayahnya jarang memperhatikannya , ayahnya lebih sering mengurus perusahaannya di luar kota , disbanding menemani Rifky . Di rumah sebesar itu , Rifky hanya tinggal bersama dua orang pembantu dan penjaga rumah sekaligus supir .
Waktu terus berjalan dan mempertemukan Rifky dengan Randy dan Diva saat masuk SMA Adhi Karya . Perlahan-lahan Rifky dapat menghilangkan perasaan kesepian dan kesendiriannya . Seiring kedewasaan , ia tumbuh menjadi seorang cowok yang tegar , humoris , dan menjadi teman curhat yang menyenangkan .
Rifky berusaha untuk melupakan masa lalu nya yang pahit . Tapi , dibalik ketegarannya , ia tidak dapat membohongi perasaannya yang begitu merindukan saat-saat indah dulu bersama orang tuanya.
Rifky pun tertidur dengan segumpal kerinduan di hatinya .

BAB V

Hari semakin siang , waktu menunjukkan pukul 12.45 . Randy telah kembali ke rumahnya . Sementara Diva tetap di rumah Rifky . Diva khawatir jika meninggalkan Rifky sendirian dalam kondisi seperti itu .
Ketika Diva sedang makan siang di ruang makan rumah Rifky , tiba-tiba Diva mendengar Rifky menjerit . Diva berlari ke kamar Rifky , ia terpaksa mendobrak pintu kamarnya Rifky . Rifky sedang duduk di atas kasur dengan nafas terengah-engah an keringat yang mengucur di tubuhnya .
“ Loe kenapa Rif ? “ Tanya Diva panic .
“ Loe tenang iya Rif , ini loe minum dulu . “ Diva memberikan segelas air putih untuk Rifky .
Setelah lebih tenang , Rifky mulai bercerita .
“Gue mimpi buruk , Rif . “
“Mimpi apa sih ? Kok takut banget?“
“Gue mimpi bokap gue sakit parah,dia pamggil-panggil nama gue,Div,dia sekarat sekarang.“
“Itu kan cuma mimpi,Rif.“
“Tapi,itu nyata benget , Div . Gue emang benci sama bokap gue , tapi dia satu-satu nya yang gue punya sekarang , gue gak bias bohongin perasaan gue , kalau gue takut dan gak mau kehilangan untuk kedua kalinya . Cukup nyokap gue ajah , gue gak mau kalau bokap gue juga tinggalin gue . Gue gak mau Div. “
Rifky meneteskan air mata dan ini kedua kalinya dia meneteskan titik-titik air itu setelah kepergian ibunya . Rifky begitu ketakutan , badannya menggigil , bajunya basah dengan keringat . Entah apa yang terjadi dalam mimpinya , hingga membuatnya sebegitu takut . Diva mencoba menenangkan Rifky . Beberapa menit kemudian , Rifky sudah lebih tenang dan tertidur kembali . Diva menyelimuti Rifky dan membiarkan Rifky istirahat .
Diva tetap tinggal di kamar Rifky , Diva merapikan kamar Rifky yang sangat berantakan , matanya tertuju pada lemari di sudut kamar dekat jendela . Diva membuka laci lemari itu , ia menemukan sebuah album foto dengan cover warna biru . Diva membuka album foto itu dan memperhatikan foto-foto yang ada di dalamnya . Diva menarik nafas .
“ Sekarang gue ngerti apa yang terjadi sama Rifky . Masa lalu yang indah sekaligus pahit yang sulit dilupakan . “ Ucap Diva lalu memasukkan album foto itu ke dalam laci almari . Lalu meninggalkan kamar menuju halaman belakang dekat kolam renang .
Diva tiduran di sebuah ayunan yang terbuat dari jaring . Diva memejamkan mata , memikirkan apa yang terjadi dengan sahabatnya . Ia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Rifky sekarang . Memang tidak mudah melupakan orang yang pernah ada dalam kehidupan kita , apalagi orang yang disayangi tiba-tiba pergi dari kehidupan kita . Butuh waktu yang cukup lama untuk bias menerimanya . Sejak kecil , Diva tinggal dan dibesarkan oleh kekek dan neneknya , ayah dan ibunya meninggal dalam kecelakaan pesawat saat Diva masih bayi . Diva tidak pernah merasakan kasih sayang darikedua orang tuanya . Tapi , dia mendapatkan kasih sayang yang cukup dari kakek dan neneknya . Namun ketika kakeknya meninggal dan kemudian neneknya menyusul . Diva tinggallah sendiri di rumah peninggalan orang tuanya di Bandung . Ia kemudian pindah ke Jakarta dan tinggal bersama tantenya . Sampai akhirnya , Diva bertemu dengan Ivana dan akhirnya ditinggalkan lagi . Diva tak pernah mengerti tentang semua ini , sebuah teka-teki kehidupan yang tak dapat ia pecahkan . Sebuah takdir yang tidak adil untuknya , kemarahan , kekecewaan , kebencian , dan emosi mengisi hati dan pikirannya . Selama bertahun-tahun hidup tertekan dengan rasa penyesalan dan rasa bersalah . Diva berpikir mencoba mencari cara untuk memecahkan teka-teki kehidupan ini.

BAB VI
Waktu tekah menunjukkan pukul 16.45 . Sudah satu jam lebih Diva tenggelam
dalam lamunannya . Diva tersadar dan teringat dengan Rifky sahabatnya .
Saat Diva masuk ke kamar Rifky , Diva sungguh kaget melihat Rifky tidak ada di kamar . Diva mencoba mencarinya di kamar mandi juga tidak ada . Kemudian Diva mendengar suara mobil menyala . Diva berlari ke bagasi di depan . Diva segera menghadang mobil Rifky yang ingin melaju . Rifky keluar dari mobilnya menghampiri Diva .
“ Loe tu apa-apaan sih ? Kalau loe ketabrak gimana ? “
“ Loe mau kemana ? Loe tuh belum sehat Rif . “
“ Gue gak sakit Div . “
“ Tapi loe harus istirahat , loe gak boleh pergi sendirian . “
“ Bawel loe Div , gue mau pergi dan itu bukan urusan loe . “
“ Tapi loe mau kemana Rif ? “
“ Bukan urusan loe . “ Ucap Rifky sambil masuk ke mobil dan melajunya dengan cepat . Rifky memakai jeans hitam , kaos biru , dan jaket putih . Ia tak menghiraukan Diva yang melarangnya pergi . Yang terpenting untuk Rifky adalah bias segera menemui ayahnya yang saat itu sedang berada di Semarang . Rifky mengetahui alamat ayahnya dari Pak Ridwan orang kepercayaan ayahnya . Dengan bermodal alamat tersebut , Rifky nekat mencari dan menemui ayahnya , sekalipun dia belum pernah ke Semarang . Selama 6 bulan ini , ayahnya tidak memberi kabar pada Rifky . Sepanjang jalan , Rifky diliputi perasaan akan keadaan ayahnya sekaligus mimpi buruknya .
Diva masuk ke dalam dan memutuskan untuk menunggu sampai Rifky pulang .
Saat Diva sedang menonton “ Romantic Princess” , Diva meras haus dan lapar . Diva pergi ke dapur untuk mencari makanan ringan di dalam kulkas . Tapi ternyata persediaan makanan sudah habis . Diva memutuskan untuk pergi ke Alfamart di ujung komplek .
Waktu menunjukkan pukul 19.35 saat Diva berjalan kaki menuju Alfamart . Sepuluh menit kemudian Diva sampai di tempat yang dimaksud . Setelah selesai memilih makanan yang ingin dibeli . Diva berjalan menuju kasir , dan tiba-tiba gubarak, ia bertabrakan dengan seorang gadis , keranjang makanannya jatuh , ia memasukkan makanannya kembali ke dalam keranjang dan gadis itu membantunya . Ketika Diva mengangkat kepalanya , ia sungguh terkejut dengan siapa yang ada di hadapannya .
“ Zheira …? “ Tanya Diva terkejut .
“ Loh kakak ? “ Jawab Zheira tak kalah terkejut .
Mereka sama-sama menuju kasir sambil berbincang-bincang . Kebetulan mereka satu arah dan sama-sama berjalan kaki .
“ Zheira sudah lama tinggal di Jakarta ? “ Tanya Diva memuli pembicaraan .
“ Sekitar dua tahunan lah , sejak kecil Zheira tinggal di Tasik denagn nenek . Kakak sendiri ? “
“ Sama donk , dulu kakak juga tinggal di Bandung dengan kakek dan nenek , orang tua kakak meninggal sejak kakak masih bayi . Terus kakak ikut tante ke Jakarta . “ Cerita Diva .
“ Maaf kak Zheira gak tau . “
“ Iya gak apa-apa . “
Perbincangan terus berlanjut , tidak disadari mereka telah sampai .
“ Kak Diva , Zheira masuk dulu iya ? “
“ Oh…iya , kapan-kapan kita bisa ngobrol lagi kan ? “
“ Insyaallah , ka . “ Jawab Zheira dan masuk ke dalam rumahnya .
Diva memperhatikan Zheira sempat tersenyum sebelum masuk dan menutup pintu . Diva membalasnya dan ikut masuk k dalam rumah Rifky .
Diva melanjutkan menonton sampai larut malam . Ia berpikir bahwa Diva akan segera pulang . Tapi sampai waktu menunjukan pukul 00.45 . Rifky belum juga kembali .
Diva tak sanggup untuk menunggu , matanya terasa berat dan ingin sekali dipejamkan , Diva mematikan DVD dan masuk ke kamar , dan terlelap dalam tidurnya .
BAB VII
Tengah malam yang sunyi , hujan rintik-rintik membasahi kota Cirebon . Rifky melaju mobilnya menembus kegelapan malam . Jalanan sangat licin karena seharian hujan mengguyur kota Cirebon . Rifky mulai dikuasai rasa kantuk , akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat di sebuah warung kecil di pinggir an jalan kota Cirebon . Dinginnya malam , membuatnya merasa lapar . Ia memesab satu mangkuk mie instan .
Setelah makan , Rifky mencoba menanyakan alamat ayahnya kepada bapak pemilik warung . Setelah menunggu beberapa saat bapak itu berpikir , akhirnya bapak itu memberi tahu jalan menuju alamat yang dimaksud . Saat subuh menjelang , Rifky kembali melanjutkan perjalanan . Matahari semakin naik ke atas . Kemacetan ternyata bukna hanya terjadi di kota besar saja seperti Jakarta . Rifky terjebak di tengah kemacetan selama dua jam . Pukul 10.00 , Rifky sudah sampai di Karang Gede , Rifky melaju mobilnya melewati pedesaan . Satu jam kemudian Rifky sampai di Semarang . Ia memberhentikan mobilnya , dan bertanya kepada seorang ibu separuh baya yang sedang menjemur pakaian .
Setelah mendapat penjelasan yang cukup dari ibu tersebut , Rifky melanjutkan perjalanannya . Menurut ibu itu , butuh waktu satu jam lagi untuk sampai disana . Akhirnya , Rifky sampai di depan sebuah rumah yang cukup besar , namun terlihat seperti tak berpenghuni . Rumah itu dipenuhi pepohonan yang rimbun . Rifky melihat kembali secarik kertas yang di pegangnya . Ia memperhatikan rumah itu dan memberanikan diri untuk masuk . Ia mengetuk pintu rumah itu berkali-kali , namun tidak ada jawaban .
Rifky memutuskan untuk menunggu , ia duduk di teras rumah tersebut . Rifky teringat dengan sahabatnya di Jakarta . Ia mencoba mneghubungi Diva melalui ponselnya . Tapi ternyata di sana tidak ada sinyal . Tidak lama kemudian , terlihat sedan hitam memasuki rumah . Kemudian turun seorang bapak berumur 45 tahunan bersama seorang ibu sekitar 35 tahunan . Rifky berdiri dan memperhatikan wajah bapak itu lekat-lekat .
“ Ayah … ? “ Ucap Rifky .
“ Rifky …Kamu ? “ Jawab ayahnya terkejut .
Kemudian mereka saling berpelukan , melepaskan rindu satu sama lain . Pertemuan antara ayahdan anak yang mengharukan . Sudah enam bulan Rifky tidak bertemu dengan Indrawan ayahnya .
“ Kita masuk yuuk ? Pokoknya kamu harus menceritakan bagaimana kamu bias sampai disini , “ Ucap ayahnya .
Merekapun masuk ke dalam . Rifky diantar ke kamarnya untuk melepaskan lelah . Setelah makan malam , Rifky berbincang-bincang dengan ayahnya . Mimpi buruknya telah membuka mata hati Rifky . Tapi yang ia bingung , ayahnya sehat-sehat saja tidak terlihat sedikitpun gelagat orang sakit di dalam dirinya . Ayahnya meminta Rifky untuk tinggal bersamanya dan istrinya . Ternyata ibu tiri Rifky sangat baikdan ramah terhadap Rifky . Dugaan Rifky selama ini salah . Ibu muda yang sedang hamil itu melayani dan menganggap Rifky seperti anaknya sendiri .Kekraban mulaitercipta diantara mereka . Rasa saying di dalam diri Rifkymengalahkan kebencian di hatinya . Malam kian larut , mereka pun bersiap untuk tidur dan Rifky memutuskan unutk tinggal beberapa hari di rumah itu .
Rifky berbaring di atas kasur berseprai hijau bermotif bunga . Ia tersenyum sambil menatap dinding-dinding langit kamarnya . Tapi , mimpi buruk itu kembali menyelinap di pikirannya . Mimpi itu begitu jelas dan nyata , tapi ia mencoba berpikir realistis ayahnya sehat dan mungkin benar mimpi itu hanya bunga tidur . Dia mencoba mengambil hikmah dari mimpi nya yang telah membawanya ke rumah ayahnya .
Rifky menepis rasa takut di dalam hatinya dan menoba memejamkan mata nya . Rifky tertidur lelap .

BAB VIII
Seminggu telah berlalu , Diva resah menunggu Rifky yang belum juga pulang . Diva mencoba menghubungi Rifky melalui ponselnya , tapi tidak ada jawaban . Diva memutuskan untuk menemui Randy dan mencari Rifky bersama-sama .
Diva dan Randy sudah mencari Rifky kemana-mana , tapi tak ada satupun teman-temannya yang mengetahui keberadaaan Rifky sekarang . Diva dan Randy sudah putus asa dan tak tau kemana lagi harus mencari Rifky . Panasnya terik matahari , membuat Diva dan Rifky tak sanggup lagi melakukan pencarian . Mereka beristirahat sjenak di sebuah warung mie ayam di pinggiran jalan Ampera . Saat sedang asyik menikmati es campuir , tiba-tiba ponselnya Diva berdering dan diangkatnyua telepon tersebut .
“ Hallo , Div . ini gue Rifky . “ Terdengar suara dai ujung telepon .
“ Rif , loe dimana ? Loe pulang ya sekarang ! “ Tanya Diva cemas .
“ Gue di Semarang , di rumah bokap gue . Maaf iya gue baru bisa hubungi loe , soalnya di sini sinyalnya susah banget . Gue gak bisa lama-lama , mungkin gue bakal lama tinggal disini . Gue baik-baik ajah kok . “ Rifky menjelaskan .
“ Loe hati-hati iya disana . “
“ Iya , loe juga ya , salam buat semuanya . Oa iya gue titip rumah gue iya . “
“ Pasti , Rif . “
“ Thanks iya bro , dagh…” Rifky menutup teleponnya .
Randy yang sejak tadi mendengarkan penasaran akan kabar sahabatnya . Diva menjelaskannya . Mereka pun kembali ke rumah masing-masing .
©©
Saat tiba di rumah , Randy terkejut melihat orang tuanya terlibat pertengkaran yang dahsyat . Randy mencoba tak menghiraukannya , ia masuk ke kamarnya .Tapi , jeritan suara ibunya memaksanya keluar dari kamarnya . Randy melihat ibunya tergeletak bersimbah darah . Kepalanya mengalami pendarahan karena terbentur . Randy segera membawa ibunya ke RS Gading Pluit . Saat itu ibunya sudah tidak sadarkan diri . Randy segera melaju mobilnya dengan cepat . Ibunya Randy segera mendapat perawatan dari seorang dokter muda di ruang ICU . Randy menunggu dengan cemas dan rasa takut yang begitu sangat . Saat itu , Randy teringat akan Allah , satu-satunya zat yang bisa menyelamatkan ibunya . Randy berlari menuju masjid , ia tersungkur dan memohon ampun atas kekhilafan nya selama ini. Randy sadar an teringat atass kesalahannya selama ini yang telah
Mengabaikan perintah tuhan . Randy sungguh-sungguh menyesal dan diliputi kecemasan dan rasa takut . Tiba-tiba seorang bapak menghampiri dan menepuk pundaknya .
“ Adik kenapa ? “ Tanya bapak itu .
Randy tidak menjawab . Ia tertunduk dan terdiam .
“ Dari pada menangis , lebih baik adik salat . “ Bapak itu memberi saran lalu pergi meninggalkan masjid .
Sejenak kemudian , Randy berdiri dan mengambil air wudhu . Kemudian salat . Sudah lama sekali ia tidak melaksanakan salat . Saat mengucap takbir , Randy merasakan seperti ada sesuatu yang menyelinap dalam dirinya. Sesuatu yang sangat menentramkan damn menyejukkan hatinya . Saat mengucap salam , tiba-tiba Randy merasakan dirinya seolah mati , nyawanya seperti tercabut . Selama dua jam lebih Randy tidak sadarkan diri. Saat tersadar , rasa takut akan kematian kembali menghantui dirinya . Randy berlari meninggalkan masjid , menyusuri koridor rumah sakit . Randy terjatuh dan kembali tidak sadarkan diri .
BAB IX
Adzan subuh menjelang . Randy tersadar dari pingsannya . Ia mendapati dirinya tergeletak di atas kasur berselimut seprai putih . Randy mengingat kembali peristiwa yang dialaminya semalam . ia teringat ibunya , Randy berlari mencari ibunya , namun ia bertabrakan dengan seorang dokter muda yang cantik .
“ Dimana ibu saya , dok ? “ Tanya Randy cemas .
“ Ibu kamu baik-baik ajah kok . Sekarang kamu lebih baik kembali ke kamar , kamu itu masih sakit . “ Jawab dokter itu dengan lembut .
“ Tapi saya mau ketemu ibu saya dok . “
“ Ok , saya antar kamu ke rungannya sekarang . “
Randy menuju kamar ibunya dengan diantar dokter tersebut . Randy langsung memeluki ibunya dan meminta maaf sambil menangis . Randy sadar dan berjanji akn menjaga ibunya sep[enuh jiwanya . Dokter yang berada di ruangan tersebut tak kuasa untuk meneteskan air mata .
Randy menghampiri dokter trsebut untuk mengucapkan terima kasih . Randy memperhatikan wajah doktr itu engan seksama . Wajah yang sudah tidak asing lagi untuknya . Dokter itu pun memperhatikan Randy .
“ Kamu…? “ Ucap Randy an dokter itu secara bersamaan .
“ Hemm…kamu yang waktu itu ketemu di depan took bunga dan kafe Reebee kan ? “ Tanya dokter itu .
“ Iya , jadi kamu bener cewek yang waktu itu ? “
”Iya.” “
”Kok beda sih . “
“Beda gimana ? Kamu ajah yang gak nyadar . “
“Hemm…maaf ya soal waktu itu . “
“Udah lupain ajah , gue juga salah kok , malah waktu itu gue nampar loe . “
“Iya juga sih , waktu itu gue mikir loe itu nyebelin banget , tapi ternyata loe baik . “
“Sam ague juga mikir kaya gitu , tapi waktu lihat loe tadi sama ibu loe , gue yakin loe baik kok . “
“Hemm…loe juga dokter ya g baik kok . “
Randy dan Chiara saling berbincang-bincang , sementara ibu Randy sedang tidur . Pertemuan yang diawali keributan dan kebencian kini berubah menjadi pertemanan . Ketika saling mengenal satu sama lain , Randy mulai merasa care dengan Chiara , begitu juga sebaliknya .Tanpa disadari benih-benih cinta mulai tumbuh diantara mereka . Kondisi Ratih , ibunya Randy sudah semakin membaik . Chiara merawat ibunya Randy seperti ibunya sendiri . Sejak kecil Chiara sangat ingin merasakan kasih saying dari seorang ibu . Semakin hari hubungan Randy dan Chiara semakin dekat . Berawal dari kebersamaan dan kebiasaan , rasa sayang pun tumbuh mengisi hati mereka .
Cinta itu memang hadir tanpa diduga . Cinta itu tak membutuhkan waktu dan tempat . Ia datang tanpa kita inginkan dan bisa pergi kapanpun dia mau . Cinta didibaratkan seperti angina . Di saat cinta itu jatuh pada orang yang tepat , cinta bisa menyejukkan , tapi di saat cinta itu jatuh pada orang yang salah , itu justru dapat membahayakan . Itulah misteri cinta , yang tak ada satu orang pun bisa mengerti dan memahami makna cinta yang sejati . Karena cinta bukan untuk dianalisis , tapi untuk dirasakan . Dan begitulah yang terjadi dengan Randy dan Chiara sekarang . Karena cinta mereka berasal dari hati bukan pikiran .

BAB X
Angin malam yang berhembus kencang menusuk ke dalam tulang rusuk . Di atas sana , langit demikian cerah , bulan bersinar demikin indah . Bintang gemintang berkerlap-kerlip laksan kerdipan mata bidadari . Awan-awan putih berarak-arak seumpama lembut dan menari-nari . Diva duduk termenung di teras rumah Rifky , memandangi rumah dekat masjid di seberang rumah Rifkyn . Diva menanti Zheira keluar dari rumah itu . Namun , tak ada sedikitpun tanda-tanda yang dinanti akan keluar . Sudah seminggu ini , Diva tak melihat Zheira . Lelah menanti Diva pun masuk ke kamarnya .
Walau jasadnya berada di kamar , menatap langit-langit dinding kamar bercat biru , warna yang paling disukainya yang dirasa memiliki arti kesejukan dan lambing kesetiaan . Jiwanya terbang melayang menembus cakrawala , melesat ke langit ke tujuh . Detik ini Diva hanya mendapati dirinya dalam keheningan yang sunyi . Derup detak jantungnya trdengar berdegup kencang , hembusan nafasnya yang terasa tak beraturan , dan hatinya yang melagukan suatu kata-kata yang dirinya sendiri tak mengerti . Dan , bahkan Diva tidak dapat merasakan keberadaannya di kamar tersebut .
Di keheningan malam yang berbusana kesunyian itu , Diva berpikir , memejamkan mata , dan meynusun sebuah rencana untuk bisa meluluhkan hati Zheira , seorang cewek bercahayakan batu rubi tersebut . Entah apa yang bisa di lakukan , dia tak tahu cara apa lagi yang harus digunakannya untuk bisa membuatnya percaya bahwa dirinya begitu mencintainya , sungguh mencintai sepenuh hati . Memang dirinya baru mengenal Zheira , tapi percayalah cinta takkan bisa diukur dengan waktu . Jenjang keputusasaan tergamabar jelas di benaknya , buta penglihatannya , penat raganya , dan kelu lidahnya .
Rasa cinta Diva terhadap Zheira telah membuatnya berubah secara drastis . Itulah rahasia cinta yang mungkin tak akan dapat dimengerti dan diterima dengan akal sehat .
Diva berkecamuk dengan perasaan yang menjadi satu alam dirinya . Perasaan yang membuatnya seolah tak berdaya , perasaan yang selalu menyelimuti hatinya dalam setiap detik waktu yang dijalani .
Semenjak pertemuannya di Alfamart malam itu , Diva dan Zheira semakin dekat . Pergi ke toko buku bersama , minum es di taman , bermain dan tertawa riang. Suatu peristiwa yang indah dan menyenangkan untuk Diva.
Diva tak bisa melupakannya, sinar matanya yang menatap tajam ke arahnya, membuatnya tak mampu diperdayanya . Senyum manis dari bibir Zheira dan celotehan lucu yang selalu dilontarkannya selalu menghiasi hati Diva. Setiap gerak-gerik tingkah lakunya membuat hati dan pikiran Diva tak kuasa untuk tidak memikirkan dan mengingatnya.
Maha sempurna tuhan yang telah menciptakan makhluk seindah Zheira. Diva tau , manusia tidak ada yang sempurna , tapi Zheira adalah sosok yang sempurna di mata Diva, yang telah menjadikan dan merubah hidupnya menjadi terasah lebih indah dan bermakna.
Diva duduk termenung di satu sudut kegelapan, yang entah kapan akan samapai pada sebuah lorong cahaya yang akan menyinari hatinya kembali. Di sudut itulah , ia terjebak dalam pusaran badai yang tak pernah di ketahui secara pasti kapan akan berakhir.Disanalah ia duduk terbelalak dan terpaku melawan perasaan yang diibaratkan seperti tembok kokoh yang tak dapat ia lewati. Diva mencoba bersabar dan meyakinkan dirinya bahwa ia mampu bertahan untuk mendapatkan cinta Zheira. Ia akan terus memperjuangkan cintanya sampai dirinya tak lagi mampu untuk melakukannya.
BAB XI
Waktu merangkak meninggallkan sunyi , memintal benang hari dan menyulamnya menjadi lembaran-lembaran baru . Waktu telah memberikan kesempatan tetaoi mengajarkan betapa tipisnya jarak antara kesempatan dan kesempitan . Mistri waktu telah banyak menyisahkan kekecewaan dan keputusasaan , sehingga yang tertinggal hanyalah tetap keputusasaan dan penyesalan . Demi waktu , rahasianya hanya ada dalam tiga kata, sedangkan semua rahasia bumi hanyalah berada diantara ketiganya. Kemarin telah pergi , hari ini datang , dan lusa segera menjelang . Kemarin adalah hari penyesalan , sekarang hari pertobatan , dan esok adalah hari keputusasaan .
Sore itu, Diva baru pulang dari makam Ivana . Diva tak pernah lupa untuk mendatangui makam Ivana setiap bulannya . Diva selalu membersihkan rumput liar yang tumbuh di sekeliling makam Ivana dan mengganti mawar putih yang layu dengan yang baru .
Saat ingin kembali ke rumah Rifky , Diva bertemu dengan Andrian, adiknya Zheira. Diva memberhentikian motornya dan menghampiri Andrian . Ternyata Andrian sedang terburu-buru menjemput Zheira di terminal. Sudah seminggu ini Zheira menginap di rumah neneknya di Tasik . Diva mencoba memohon pada Andrian agar Diva saja yang menjemput Zheira . Awalnya Andrian menolak , tapi akhirnya ia mengijinkan .
Diva segera melaju motornya untuk menjemput Zheira di terminal . Awan gelap menyertainya, menanadakan bahwa akan segera turun hujan .
Ketika Diva sampai di pertigaan Mampang , ia disambut hujan yang demikian deras . Angin yang berhembus demikin kencang membawa kristal-kristal air membasahi sebagian tubuhnya . Kilat yang menyambar-nyambar, udara dingin yang menusuk kulitnya . Derasnya hujan tak ia hiraukan . Diva tetap melaju ninjaRR nya , melewati Mamapang yang malam itu sangat sepi . Derasnya hujan, petir yang menyambar, dingin yang merasuki tubuhnya , tak ia hiraukan . Yang hanya di pikirannya saat itu hanya Zheira , ia sangat mengkhawatirakn Zheira , tapi dia tak mempedulikan dirinya yang telah basah kuyup .
Saat satu kilometer lagi sampai di terminal . Tiba-tiba ada mobil yang melaju kencang dari arah depan. Tabrakan pun tidak dapat dihindari. Diva tergeletak tidak sadarkan diri.
©©
Saat trsadar , Diva telah berada di rumah sakit . Kakinya patah dengan terbalut dua bidai yang mengapit kaki kirinya . Saat Diva membuka matanya, ia memperhatikan orang-orang di sekelilingnya yang menunggunya sadar dengan kecemasan. Ia memperhaitkan satu persatu orang yang ada di ruangan itu . Walau penglihatannya sedikit rabun , tapi ia mengetahui dengan jelas siapa saja ang ada di hadapannya .
Randy, Chiara, dan ibunya Randy.
“ Kenapa bias kaya gini sih ? “ Tanya Randy cemas .
“ Gue juga gak tau . “ Jawab Diva singkat .
“ Loe lagi ada masalah ? Kenapa loe gak cerita sama gue sih ? “
“ Gak ada kok . Zheira mana, Ran ? “
“ Zheira ? Dia yang udah buat loe kaya gini ? “
“ Apaan sih loe ? Ini gak ada hubungannya sama Zheira . “
“ Tapi loe kecelakaan kaya gini karena loe pengen jemput Zheira kan ? “
“ Kok loe tau ? “
“ Gue bingung sama loe , masih banyak cewek yang lebih baik dari dia kali, Div . “
“ Cukup, Ran . Gue lagi gak mau berdebat sama loe. Sekarang mana Zheira ? “
“ Tadi dia kesini. Tapi , udah gue suruh pulang. Dia tuh gak pantes buat loe, Div . “
“ Apa ? Tega loe ya ? “ Diav marah dan mencoba bangun dari temapat tidurnya . Namun , ia tak bisa karena kakinya patah. Ia kembali tiduran .
“Maafin gue , Diva . Gue kaya gini karena gue peduli sama loe . “ Lanjut Randy .
“ Peduli ? Loe bilang loe peduli sama gue ? Kalau loe emang peduli sama gue , loe gak mungkin tega nyuruh orang yang gue sayang pergi di saat gue butuh dia . Apa itu yang namanya peduli ? “ Jawab Diva dengan emosi .
Sesaat mereka terdiam .
“ Ok , gue salah Div . Maafin gue , gue beneran gak tau kalau dia berarti banget buat loe . Sekali lagi maafin gue, Div . “ Ucap Randy memohon .
“ Udah lah , gak usah dibahas . “
“ Gue janji , gue bakal pertanggungjawabin kesalahan gu , Div . “
“ Udah gak perlu, Ran . “
“ Pokoknya harus , Div . Apa yang bisa gue lakuin buat nebus kesalahan gue ? “
“ Loe serius mau bantuin gue ? “
“ Iya . Apa Div ? “
“ Gue pengen bilang sesuatu sama Zheira , tapi dengan kondisi gue yang kaya gini , kayaknya gue gak mungkin bisa nemuin dia . Gue mau loe kasihin surat gue ke Zheira . Gimana ? “
“ Ok . Emang surat apaan sih ? “
“ Udah lihat ajah besok . “
“ Ya udah kalau gitu gue balik dulu deh . “
“ Makasih ya , sekalian buat nyokap sama cewek loe . “
“ Iya sama-sama . “
Randy berjalan meninggalkan ruang rawat Diva menuju ruang tunggu untuk menemui Chiara dan ibunya . Setelah Diva sadar , Chiara dan ibunya menunggu di luara an membiarkan Randy dan Diva berbicara dari hati ke hati .
BAB XII
Waktu mwenunjukan pukul 20.20 . Diva duduk di atas kasur rumah sakit denagn ditemani sepucuk surat berwarna biru . Diva memulai menggoreskan tinta hitam di atas secarik kertas itu . Setengah jam kemudian , Diva selesai menulis . Ia kemudian membaca kembali tulisannya takut jikalau ada kata-kata yang salah .
Teruntuk Zheira,
Mungkin ini terlalu cepat untukmua jika aku mengatakan ini . Tapi inilah ungkapan sejujurnya tentang perasaanku . Tanpa disadari hubungan kita semakin dekat , kebersamaan dan kebiasaan diantara kita beberapa hari ini mulai menumbuhkan benih-benih kasih sayang di hati ini untukmu . Sesungguhnya aku malu mengatakan ini kepadamu . Tapi , aku tak bisa terus menahan untuk tidak mengunkapkannya karena itu membuat hati ini semakin sakit untuk memendam rasa itu . Akku harap kamu tidak berpikir bahwa aku mengatakan ini melalui secarik kertas ini karena aku hanya main-main , sungguh bukan begitu . Maafkan aku tidak bisa menemuimu untuk beberapa hari ini karena kondisi fisik ku yang tidak memungkinkan untuk menemui mu. Tapi , aku janji akan membuktikan rasa sayang ini terhadap mu nanti . Aku janji Zheira .
Zheira , aku tak bisa menahan gejolak rasa ini untuk segera menemui mu . Ada berjuta alas an untuk tidak mencintai , tetapi cukup dengan satu alasan , untuk mencintai yaitu cinta . Cinta adalah persembahan utnuk yang paling dicinta , untuk bilang aku cinta dan sayang banget sama kamu . Zheira mungkin bukan orang pertama yang buat hati kakak luluh . Tapi , percayalah kamu adalah orang terakhir yang bisa meluluhkan hati ini .
Aku tidak bisa tanpamu .
Meskipun cinta memang tidak bisa dipaksa , jujur aku berharap banget kamu memiliki perasaan yang sama untukku .
Engkau mengikatku ke dalam dirimu , memelukku diantara tanganmu, mengajarkan mataku unutk melihat , telingaku untuk mendengar , bibirku unutk berbicara , dan hatiku unutuk mencintai dirimu.
Pelita hatiku bernama cinta , jiarahi hatiku , maka engkau akan menemukan nyala cinta itu . Seperti aku yang terbakar karena cahaya , engkaupun akan mengalami hal yang sama apabila kau duduk di dalamnya .Milikilah cinta , dan terangilah semesta ini dengan cahayanya .
Cinta memenuhi hatiku, terasa lembut . Cinta telah menjadikan apa yang aku lihat terasa indah dan nikmat , seakan aku tidak mau kehilangan keindahan dan kenikmatannya lagi .
Demikianlah pulalah cinta ku , hanya cinta yang tinggi yang mampu mendaki puncak keindahannya . Dan hanya orang-0orang yang mengerti saja , apabila ia menyadari betapa indahnya cinta .
Separuh jiwa ku dipenuhi cinta , separuhnya yang lain diisi rindu . Bolehkah aku merindui wajah yang bercahaya itu ? Dengan senyumanmu yang menawan yang mampu menggetarkan hati ini . Ijinkan aku melihat senyumanmu lagi .
Kepada ilahi aku berharap , walau untuk sekejap .
Sebab separuh jiwaku dipenuhi cinta , sedangkan aku ingin separuhnya lagi juga dipenuhi cinta dan hilangkanlah rindu .
Zheira,
Kau temukan aku ketika aku rapuh , terdampar membisu seperti debu . Kau temani diriku ketika terpuruk dalam kesedihan dan terhempas hatiku terbalut pilu . Raga ini seakan tak lagi mampu untuk jalani hidup ini . Tapi , kau cerahkan cahaya hati yang telah mati , kau terangi gelapnya hati , bangunkan diriku dari mimpi buruk itu .
Beri aku cinta , beri aku rasa .
Agar aku bisa , seperti dirimu .
Beri aku sayangmu , beri aku sentuhmu .
Agar aku bisa seperti dulu lagi .
Yang menyayangi mu ,
Diva Kasuari
Setelah yakin tulisannya benar , Diva memasukkan secarik kertas itu ke dalam amplop biru dan menyimpannya di dalam laci meja rumah sakit . Diva kemudian memejamkan mata dan terlelap dalam tidurnya .

BAB XIII
Hari telah berganti , matahari kembali memunculkan sinarnya . Pagi itu , Randy telah tiba di rumah sakit untuk menjenguk Diva sekaligus untuk mengambil surat yang ingin diberikan Diva untuk Zheira . Setelah mengambil surat tersebut , randy segera bergegas menuju sekolah Zheira di daerah Slipi .
Randy menunggu sampai jam pulang Zheira tidak jauh dari gerbang sekolah Zheira . Kemudian bel pulang berbunyi , dan siswa-siswi SMA 4 Slpi keluar . Di sela kerumunan anak-anak tersebut , Randy memperhatikan satu persatu wajah mereka . Akhirnya, sosok yang dicari ia temukan juga . randy segera menghampiri Zheira yang sedang berbincang dengan temannya di depan gerbang .
“ Maaf , kamu Zheira kan ? “ Tanya Randy .
“ Iya , kamu temannya kak Diva kan ? Ada apa ya ? “
“ Iya. Maaf ya soal waktu di rumah sakit . “
“ Gak apa-apa kok . Kamu benar , saya emang gak pantas buat kak Diva . Kamu tenang ajah , saya gak akan ganggu kak Diva lagi kok . “
“ Justru sebaliknya , saya minta kamu jangan jauhi Diva . Kamu berarti banget buat dia . Kalau kamu gak percaya , kamu baca surat ini . Diva belum bisa menemui mua karena kondisinya belum pulih benar . “ Ucap Randy sambil memberikan surat tersebut kepada Zheira . “
“ Tapi kak ? “
“ Udah gak usah pake tapi iya, saya gak bisa lama-lama , pokoknya Diva nunggu balasan surat itu secepatnya . Bye Zheira …” Ucap Randy lalu pergi meninggalkan Zheira .
Zheira pun pulang . Sesampainya di rumah , ia langsung masuk ke dalam kamar . Zheira mulai membaca dengan seksama surat dari Diva .
Zheira kaget dan tercengang tidak percaya , ia mngulangi lagi membaca surat itu .
“ Oh…Tuhan , apa semua ini benar ? “ Zheira masih tidak percaya dengan isi surat itu .
Zheira merebahkan dirinya , memejamkan matanya , dan terus berpikir tentang apa yang baru saja diketahuinya . Zheira takut membuat Diva kecewa ketika mengetahui perasaan Zheira yang sebenarnya . Zheira sendiri tak mengerti tentang perasaannya terhadap Diva . Baginya ini terlalu cepat , tapi ia tidak bias membohongi perasaannya bahwa mulai tumbuh rasa sayang di hatinya untuk Diva . Zheira tak tahu apa yang harus dikatakannya jika bertemu dengan Diva nanti . Ia mencoba meyakinkan dirinya dan mendalami pikirannya mencari jawaban atas perasaannya sendiri yang tak ia mngerti .
Lelah berpikir , Zheira pun tertidur .
©©
Waktu menunjukkan pukul 19.45 . Zheira masih bingung apa yang harus dikatakannya dengan Diva . Zheira masih tak percaya dengan semua ini , ia tak percaya Diva bisa berubah secepat ini karena dirinya . Zheira takut merasakan sakit hati dan mendapati luka lama kembali yang telah dikuburnya dalam-dalam . Walau berat , akhirnya zheira memutuskan untuk menjauhi Diva , ia belum siap untuk menerima kehadiran seorang cowok untuk mengisi hatinya dan menemaninya menjalani hidup ini .
Zeira memutuskan akan menemui Diva besok untuk mengatakannya langsung kepada Diva dan meminta Diva untuk menghargai keputusannya dan menjauhi dirinya .
©©
Sepulang sekolah , Zheira langsung menemui Diva di rumah sakit . Diva kaget melihat siapa yang ada di hadapannya .
“ Zheira ? Kamu kok gak bilang-bilang sih kalau mau kesini ? “ Tanya Diva mencoba duduk .
“ Ada yang ingin Zheira omongin sama kakak . “
“ Oh ya , soal apa ? “
“ Soal surat ini . “
“ Oh…jadi jawaban kamu apa, Zhe ? “
“ Kakak serius dengan isi surat ini ? “
“ Kamu piker kakak main-main ? Iya lah kakak serius . “
“ Kak , Zheira mohon jangan pernah temui Zheira lagi . Aku harap , kakak bisa lupain Zheira . “
“ Tapi , kenapa , Zhe ? Kamu gak percaya ? Kakak bisa buktiin kok kalau kakak beneran sayang sama kamu . “
“ Aku percaya kok , tapi aku gak bisa . Maafin Zheira kaka, tapi Zheira gak bisa . “
“ Iya , tapi kenapa ? Kamu harus jelasin donk alasannya . “
“ Pokoknya aku gak bisa kak . “ Ucap Zheira lalu pergi berlari meninggalkan Diva . Diva menarik tangan Zheira , tapi Zheira melepaskannya dan berlari keluar . Diva mencoba mengejar tapi karena kakinya belum sembuh total , ia terjatuh dan hanya bisa berteriak memanggil Zheira yang terus berlari tanpa menghiraukan dirinya yang sedang kesakitan .
Ketika berada jauh dari rumah sakit , Zheira berhenti . Ia tak sanggup menahan tangisnya . Ia tak tega untuk melakukan ini . Melihat kondisi Diva tadi membuat hatinya terasa perih . Zheira menghapus air mata yang membasahi wajahnya . Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa keputusannya ini ialah yang terbaik . Zheira melanjutkan langkah kakinya dan mencoba melupakan semua tentang Diva .
BAB XIV
Di kesendirian sore di sudut rumah . Di tangan Diva tergenggam sebuah gitar biru . Kala itu , bermain gitar tidak memberikan apapun , dentangan lagu lewat senar yang dipetik . Hatinya dikuasai emosi . Diva tak tahu cara apa yang harus digunakannya untuk bisa meluluhkan hati Zheira . Diva telah berusaha dengan sepenuh jiwanya untuk membuktikan kesungguhan cintanya pada Zheira , bahkan ia hamper kehilangan nyawanya demi Zheira . Tapi , Zheira tetap tak percaya . Diva berada diantara dua pilihan tersulit dalam hidupnya . Diva tak tahu apakah ia harus bertahan atau justru menyerah . Hatinya sungguh terguncang ketika Zheira meminta dirinya menjauhinya dan tak akan pernah lagi mengganggu hidupnya . Diva berada di puncak keputusasaan . Diva telah menetapkan sebuah pilihan . Dia akan melakukan apapun permintaan Zheira jika itu bisa membuat Zheira bahagia . Dan mungkin dengan menjauhinya itulah keputusan yang terbaik .
©©
Mentari pagi masih malu-malu memunculkan sinarnya , udara pagi berhembus terasa sangat menyejukkan . Zheira sedang menyirami tanaman di halaman rumahnya . Ia sangat menyukai tanaman , di halaman rumahnya tumbuh aneka tanaman hias , seperti anggrek, kamboja , mawar , melati , dan masih banyak lagi lainnya . Semua tanaman itu dirawatnya dengan setulus hati . Tiba-tiba matanya tertuju pada setangkai bunga berwarna hitam di atas pot bunga anggreknya . Ia mengambil bunga itu dan memperhatikannya .
“Mawar hitam ? “ Ucap Zheria bingung dan kaget .
Zheira bingung siapa yang menaruh mawar langka itu di halaman rumahnya . Pertanda apakah ini . Hati Zheira bertanya-tanya . Ia mencoba berpikir positif . Ia menyimpan maewar itu dan masuk ke dalam rumahnya .
Namun , itu bukan hanya terjadi sekali , setiap pagi Zheira selalu menemukan mawar hitam itu di halaman rumahnya .
Hingga pagi itu , hari minggu . Zheira sungguh tercengang tak percaya ketika membuka pintu . Diva tergeletak bersimbah darah di teras rumahnya . Di pintu rumah Zheira tertulis dengan darah nama Zheira yang berada dalam sebuah bentuk hati yang juga ditulis dengan darah .
Zheira menangis histeris dan memeluk Diva erat . Zheira sungguh tak pernah menyangka penolakannya bisa membuat Diva melakukan hal senekat itu . Mawar hitam yang ditemukannya beberapa hari belakangan , ternyata adalah kenangan terakhir dari Diva untuknya . Diva telah mengakhiri hidupnya dengan caranya sendiri . Diva telah membuktikan bahwa Zheira adalah cinta terakhir dalam hidupnya dan ia pergi dengan membawa kesetiaan cintanya .
©©
Setelah kepergian Diva untuk selamanya . Zheira tak pernah mau berbicara dengan siapapun . Ia mengurung dirinya di kamar . Zheira diliputi rasa bersalah dan penyesalan yang begitu dalam . Ia telah menyia-nyiakan orang yang benar-benar tulus menyayanginya . Namun , semuanya telah terjadi dan waktu tak akan mungkin bisa dapat diputar kembali .
Semakin hari kondisi fisik Zheira semakin memburuk . Perlahan Zheira mulai kehilangan akal sadarnya . Hingga akhirnya , dokter memvonisnya sakit jiwa .
Penyesalan hanya tinggallah penyesalan . Dan tak ada yang bisa merubah kenyataan . Semua berakhir dan Diva hanyalah sebuah nama yang tersimpan rapat di dalam hati Zheira .
THE END